Mau liburan murah dan asyik? Yuk ke Magelang saja

10 komentar


Bila libur telah tiba, jangan lupa cari suasana yang berbeda. Ada banyak cara untuk menikmatinya, salah satunya dengan jalan-jalan ke luar kota. Tak perlu jauh-jauh, yang penting bisa buat bahagia, meskipun hanya bersama dua orang teman saja. Mau tahu siapa mereka? Namanya Tentri dan juga Dina.
Yuk baca perjalanan kami selengkapnya..

Pada suatu hari datanglah mendung disertai hujan di waktu pagi, membuat rencana kami bertiga gagal dan terpaksa menunda perjalanan yang seharusnya pergi di tanggal 24 Desember 2018 lalu. Ya, beginilah resiko jika ingin pergi di musim penghujan, meskipun ada perkiraan cuaca kadang kenyataan berkata lain. Tepat tanggal 6 Januari 2019 kami melanjutkan rencana untuk jalan-jalan ke arah utara, tepatnya di Magelang. Tujuan utama Kami adalah objek wisata Ketep Pass. Ini adalah pertamakalinya aku dan Dina berkunjung, berbeda dengan Tentri yang katanya sudah ke sana saat masih kecil dulu. Butuh waktu kurang lebih satu setengah jam dari pusat kota Jogja menuju Ketep Pass. Berangkat jam 06.00 dan sampai lokasi kurang lebih 07.45 dengan jarak sekitar 46 km. Tidak sulit untuk menemukan destinasi tersebut, cukup lurus terus dari Jl Magelang hingga sampai Muntilan. Sesampainya di Muntilan akan bertemu kelenteng yang berada di kanan jalan. Mulai dari situlah gunakan hengpon pintar, tentunya buat membuka Google Map untuk memastikan jalan agar tidak nyasar.

Pemandangan di jalan menuju Ketep Pass 

KETEP PASS
Merupakan wisata yang menyuguhkan pemandangan alam berupa gunung Merbabu dan Merapi. Wisata ini terletak di Jl. Ketep, Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Untuk menuju ke lokasi tinggal mengikuti jalan beraspal disertai petunjuk arah setempat, jika masih ragu bisa memakai gps saja. Membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit dari Muntilan. Meskipun jalannya yang beraspal dan tanjakannya yang landai, pengguna jalan harus tetap berhati-hati karena masih dijumpai jalan rusak dan berlubang di beberapa titik. Ketep Pass berada di kanan jalan dan memiliki dua lahan parkir yang memadahi.


Selain memiliki lahan parkir yang memadahi, Ketep Pass juga memiliki fasilitas pendukung antara lain toilet, taman bermain, gardu pandang, rest area, dan tempat makan. Tak hanya menyuguhkan pemandangan yang mempesona, namun Ketep Pass juga memiliki museum Vulkanologi dan Ketep Volcano Theater sebagai atraksi pendukung, tentunya juga sebagai tempat edukasi dan informasi.

Tiket masuk hari Minggu 

Saat itu, sekitar jam setengah delapan, kami bertiga tiba di Ketep Pass dan pengunjung yang datang masih terlihat sedikit dan terhitung jari. Tempat ini jadi serasa milik sendiri, hehe. Udara masih dingin dan sejuk. Gunung Merbabu dan Merapi sudah menyapa kami dengan kegagahannya, ditambah dengan alam sekitarnya yang menambah suasana menjadi lebih indah dipandang mata. Sebelum masuk destinasi, pastikan membayar tiket seharga Rp12.000 per orang dan karcis parkir Rp3.000 per motor. Tiket ini belum termasuk mengunjungi Ketep Volcano Theater yang merupakan bioskop mini yang menyajikan film berupa sejarah dari Gunung Merapi yang meliputi peristiwa terbentuknya Gunung Merapi, jalur-jalur pendakian,penelitian di puncak Garuda, letusan dahsyat Gunung Merapi, dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam rentetan waktu tertentu dengan durasi sekitar 30 menit.

Pemandangan gunung Merbabu (atas) dan Merapi (bawah)

Tarik nafas panjang.. lalu hembuskan..
Udaranya benar-benar sejuk, wahana di taman bermain juga banyak. Pastinya aman dan terawat, ada jungkat-jungkit, mangkok berputar, perosotan, panjat-panjatan, dan beberapa macam bentuk ayunan. Seluruh area terlihat bersih dari sampah. Ketep Pass memang cocok untuk berwisata terutama dengan keluarga tercinta.

Bersantai di ayunan 

WISATA ALAM GRENDEN, HUTAN PINUS MERAH, TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU
Bisa dibilang aku dan kedua temanku nyasar ke tempat ini, karena setelah mengunjungi Ketep Pass kami berencana untuk langsung menuju Pinus Kragilan. Lantas, kami membaca Google Map dan butuh waktu sekitar 20 menit menuju pinus Kragilan. Ketika di perjalanan, kami menjumpai petunjuk arah untuk belok kanan menuju ke Pinus. Tanpa pikir panjang, kami langsung belok dan menutup Google Map. Setelah membayar tiket masuk, ternyata kami sudah berada di Pinus Merah dan Taman Nasional Gunung Merbabu, berbeda dengan tujuan awal yang kita maksud tadi.

Tiket masuk

Aku pikir tiga destinasi ini memiliki tempat yang berbeda, namun nyatanya masih dalam lahan yang sama dengan pintu masuk yang sama pula. Ketiga destinasi ini meliputi Bukit Grenden, Taman Nasional Gunung Merbabu, dan Pinus Merah. Ketiganya terletak di Dusun Grenden, Kelurahan Pohgalang, Kecamatan Pakis, Magelang. Saat memasuki destinasi, pengunjung akan dikenakan biaya masuk seharga Rp15.000 per orang ditambah parkir seharga Rp3.000 per motor. Awalnya aku hanya berbicara dalam hati "mahal ya". Ternyata, saat akan memulai perjalanan di tempat ini, kami menjumpai beberapa pengunjung yang berpikir sama seperti kami tadi, lalu bertanya pada beberapa warga atau staf setempat. Meskipun kami menguping, tapi sama saja tidak memahami penjelasan mengenai tiket masuk yang dibanderol seharga Rp15.000 tersebut. Jadi, Kami bertiga langsung eksekusi saja, dengan tarif Rp15.000 bisa dapat apa aja di tempat ini ?

Pertama, pengunjung akan disambut dengan papan bertuliskan Taman Nasional Gunung Merbabu. Tempat ini terdapat tiga Spot foto, salah satunya adalah andhong. Sayang sekali tidak aku foto, dan tidak ada fotonya di google saat aku cari untuk referensi. Entah kami yang tidak melihat atau memang tidak ada papan informasi pula yang memuat tentang Taman Nasional Gunung Merbabu tersebut, kamipun melewatinya dan lanjut menaiki bukit dan pinus-pinus mulai terlihat berbaris.

Kedua, Pinus Merah yang semakin terlihat banyak. Katanya.. bukan katanya sih, saat aku baca-baca di Internet ternyata pinus yang ada di sini berbeda jenisnya dengan Pinus yang lain. Pinus di sini disebut Pinus Merah yang diklaim berumur lebih panjang dan tidak akan roboh karena tidak disadap alias tidak diambil getahnya. Udara disini masih sejuk, tanaman terlihat rimbun dan hijau. Namun, akses jalan benar-benar apa adanya dan membosankan. Mungkin karena kurang tertata atau gimana, yang jelas pengalaman dan pendapat orang yang pernah mengunjungi nya pasti berbeda-beda. Tanpa melanjutkan menaiki bukit, kami memilih turun lagi dengan rute yang berbeda.

Pinus merah sebagai background 

Ketiga adalah Bukit Grenden. Ternyata selain Taman Nasional Gunung Merbabu dan Pinus Merah yang tertera di tiket masuk, terdapat tulisan besar berbunyi Bukit Grenden yang sedikit usang. Jadi, yang didapatkan di area bukit ini adalah adanya segudang spot foto gratis dengan background pemandangan alam diantaranya. Meskipun banyak, namun beberapa spot foto terlihat usang bahkan rusak. Semoga saja cepat dibenahi agar tidak membahayakan pengunjung lain.

Bukit Grenden

Jadi itulah yang kami dapat di destinasi ini. Cukup memuaskan karena dengan membayar 15.000 sudah dapat menikmati pemandangan alam dan begitu banyaknya spot foto gratis, ditambah lagi dengan adanya jasa fotografer yang siap mengirim foto kita dalam bentuk soft file dengan dikenakan biaya 2000 per foto. Namun masih ada beberapa hal yang disayangkan saat mengunjungi destinasi ini, meskipun dalam tiket masuk sudah tertera untuk biaya kebersihan, nyatanya masih dijumpai beberapa titik yang terdapat sampah berupa botol mineral dan sampah makanan sejenis ciki. Mungkin hal ini disebabkan kurangnya bak atau tempat sampah yang disediakan oleh pengelola. Kemudian kurangnya keamanan pada setapak atau jalur yang dilewati pengunjung dan yang terakhir adalah biaya pemeliharaan.  Nyatanya, beberapa spot foto terlihat rusak dan kamar mandi tidak terawat, terlihat kotor dan sangat bau. Atau mungkin belum waktunya dibersihkan kali ya saat kami tiba disana? Sepertinya seperti itu hehe. Karena aku mulai kelaparan dan tidak ada warung makan, kami meninggalkan lokasi tersebut untuk mencari makanan.

Spot foto favoritku bersama teman

KEBUN BUAH STRAWBERRY
Setidaknya ada kurang lebih 3 kebun buah strawberry di sekitar Ketep Pass. Aku memilih kebun buah strawberry inggit yang letaknya berada di Banyuroto, Sawangan, Magelang tepat di atas Ketep Pass dan membutuhkan waktu 10 menit. Sebelum memasukinya, pengunjung dikenakan tiket seharga 5000 per orang dan tidak dikenai biaya parkir. Kebun buah yang kami pilih adalah benar-benar lahan kebun saja, berbeda dengan kebun buah strawberry lainnya yang menyediakan spot foto dan taman bunga sebagai atraksi tambahannya. Meskipun boleh memetik sendiri, pengunjung tidak diperbolehkan memakannya langsung karena harus ditimbang dahulu seharga 15.000/ ons. Sedangkan buah strawberry yang sudah dikemas seharga 20.000/ bungkus, kurang lebih 200gr. Selain menjual olahan makanan berbahan strawberry, ditempat ini juga menyediakan produk lain seperti gantungan kunci, tas, topi dan boneka. Tentunya di dominasi dengan bentuk strawberry.

Kebun buah strawberry 

Hehehe

"Kruuuuk.. kruk.."  suara perut mengingatkanku supaya lekas makan. Kami bertiga kemudian mencari makan dan akhirnya berlabuh di warung padang. Ya begitulah perjalanan singkat kami. Bisa dibilang singkat karena jam 11.00 kami sudah berada dalam perjalanan pulang. Masa sih? Iya benar! Kenapa terburu? Sebenarnya tidak terburu, ya memang seperti ini cara kita menikmati perjalanan. Berangkat sepagi mungkin supaya pulang lebih awal dan bisa beristirahat.

Supaya Senin pagi sudah semangat lagi. Tentunya untuk menyambut aktivitas yang tiada henti. Meski begitu, kita harus tetap mensyukuri. Karena hasil tak akan pernah mengingkari..
Selamat beraktivitas dan jangan lupa untuk bahagia :)

Duakakikuu
Saya senang berwisata dan sangat antusias dengan kuliner. Di blog ini, saya akan berbagi pengalaman dan rekomendasi tempat-tempat menarik untuk dikunjungi, serta makanan lezat yang dapat ditemukan di Yogyakarta. Ayo ikuti petualangan kuliner dan wisata saya !

Related Posts

10 komentar

  1. waaa jadi pengeen kesanaaa...

    BalasHapus
  2. Wah..mbolang ya...asyik ini.. Aku duluuu pernah ke ketep sekalian ke kedung kayang... Asyik sih, masih alami..

    BalasHapus
  3. Kupikir itu dengan kembaranmu, eh ternyata bukan. Mirip je

    BalasHapus
  4. Wah mantab. Ketep makin oke ya skrg. Aku trkhir kesana mungkin sekitar 5 tahun lalu 🤣

    BalasHapus
  5. Terlihat asique mbak.. Hehe

    BalasHapus

Posting Komentar